Sebagai salah satu tugas mata kuliah di jurusan TBIO adalah membuat Herbarium. Herbarium merupakan istilah yang pertama kali digunakan oleh Turnefor (1700) untuk tumbuhan obat yang dikeringkan sebagai koleksi. Luca Ghini (1490-1550) seorang Professor Botani di Universitas Bologna, Italia adalah orang pertama yang mengeringkan tumbuhan di bawah tekanan dan melekatkannya di atas kertas serta mencatatnya sebagai koleksi ilmiah. Adapun kegunaan herbarium sangat penting untuk kepentingan penelitian dan identifikasi. Hal ini dikarenakan pendokumentasian tanaman dengan cara diawetkan dapat bertahan lebih lama. Beberapa kegunaan herbarium antara lain: (1) sebagai material peraga matakuliah/pelajaran botani, (2) material penelitian, (3) alat pembantu identifikasi, (4) meteri pertukaran antar herbarium di seluruh dunia, (5) bukti keanekaragaman, dan (6) spesimen acuan untuk publikasi spesies baru.
Herbarium dapat dibagi menjadi dua macam, yaitu herbarium basah dan herbarium kering. Herbarium basah merupakan awetan dari suatu hasil eksplorasi yang sudah diidentifikasi dan ditanam bukan lagi di habitat aslinya. Spesimen tumbuhan yang telah diawetkan disimpan dalam suatu larutan yang dibuat dari komponen macam zat dengan komposisi yang berbeda-beda. Sedangkan herbarium kering adalah awetan yang dibuat dengan cara pengeringab, namun tetap terlihat sebagai ciri-ciri morfologinya sehingga masih bisa diamati dan dijadikan pembanding pada saat determinasi selanjutnya.
Foto di atas adalah herbarium basah hasil karya mahasiswa semester IV jurusan TBIO. Bahan yang dibuat untuk herbarium adalah makroalga yang ditemukan di tepi pantai Balekambang Malang. Salam lestari, salam konservasi. (Adm/TBIO)