Prodi Tadris Biologi FTIK UIN Sayyid Ali Rahmatullah (UIN SATU) pada hari Senin, 20 Maret 2023 sukses mengadakan “Workshop Ekologi, Inventarisasi, dan Identifikasi Mangrove” yang bertempat di Aula Lantai 6 Gedung Syaifudin Zuhri. Kegiatan ini bermaksud agar mahasiswa mampu: meningkatkan pemahaman tentang mangrove, meningkatkan kualitas hutan mangrove, menginventarisasi dan mengidentifikasi mangrove, dan menerapkan dalam pembelajaran biologi. Hutan mangrove merupakan suatu ekosistem yang unik, dengan berbagai macam fungsi, yaitu fungsi fisik, biologi, dan fungsi ekonomi atau produksi. Indonesia memiliki mangrove terluas di dunia dengan 3,7 juta ha atau 25% dari total mangrove dunia (16,5 juta ha). Konversi hutan mangrove terus meningkat, sehingga menyebabkan penurunan produktivitas ekosistem tersebut. Dalam kurun waktu 25 tahun, mangrove dunia telah hilang sebesar 35% dan mangrove Indonesia yang rusak mencapai 57,6%. Oleh karena itu sangat penting dilakukan upaya penyebarluasan informasi mangrove dengan kondisinya, dan peningkatan kemampuan dalam menginventarisasi sumberdaya mangrove, sehingga menjadi bekal dalam mewujudkan pengelolaan sumberdaya mangrove yang lebih lestari dan bermanfaat lebih optimal bagi kehidupan manusia. Tulungagung adalah daerah pesisir yang tentunya banyak ditumbuhi mangrove, oleh karena itu perlu adanya pemahaman mahasiswa TBIO UIN SATU Tulungagung tentang mangrove.

Sebagai narasumber dalam kegiatan ini adalah Dhira Khurniawan Saputra, S.Kel., M.Sc., Dosen Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Brawijaya Malang, dan Suroso, S.E., Kepala Bidang Pengendalian Kerusakan dan Pencemaran Lingkungan Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Tulungagung. Acara diawali dengan menyanyikan lagu Indonesia Raya dan Mars UIN Satu, pembacaan ayat suci Al-Qur’an, do’a, sambutan-sambutan dan penutup. Sambutan pertama disampaikan oleh Ketua Jurusan Ilmu Keguruan FTIK UIN SATU, Dr. Hj. Luluk Atirotu Zahroh, M.Pd. Dalam sambutannya Kajur menyampaikan bahwa wilayah Tulungagung adalah wilayah yang dekat dengan perairan, oleh karena itu sudah seharusnya mahasiswa TBIO perlu belajar tentang mangrove, yang merupakan tanaman penting di daerah perairan. Beliau juga berpesan agar ilmu yang diperoleh dalam kegiatan ini dapat diterapkan dalam pembelajaran. Sambutan kedua sekaligus membuka acara disampaikan oleh Dekan FTIK UIN SATU, Prof. Dr. Hj. Binti Maunah, M.Pd.I. Dekan FTIK menyampaikan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada narasumber, wadek, kajur, sekjur, korprodi, dan seluruh peserta atas terselenggarakannya kegiatan ini. Semoga kegiatan ini dapat berjalan lancar dan mahasiswa TBIO dapat mengimplementasikannya di lapangan. Setelah acara pembukaan dilakukan sesi foto bersama.

Memasuki acara inti, yaitu workshop, sebagai narasumber pertama adalah Dhira Khurniawan Saputra, S.Si., M.Sc, yang dipandu oleh Moderator Mochammad Ichsan, S.Si., M.Pd., M(Bio).Eng. Beliau menyampaikan tentang apa itu mangrove, jenis-jenis mangrove, monitoring dan inventarisasi mangrove. Beliau juga memaparkan pengalaman beliau dalam melakukan riset tentang mangrove di seluruh wilayah Jawa Timur. Di sesi terakhir beliau mengenalkan aplikasi Monmang2 dari BRIN yang dapat diinstal di HP sehingga memudahkan mahasiswa untuk belajar tentang mangrove. Acara berjalan lancar dan mahasiswa sangat antusias. Hal ini ditunjukkan dengan banyaknya mahasiswa yang mengajukan pertanyaan dan menjawab berbagai pertanyaan yang diajukan oleh narasumber. Narasumber memberikan doorprize Gopay bagi mahasiswa yang bisa menjawab pertanyaan. Ada dua mahasiswa yang berhasil mendapat doorprize Gopay dari narasumber. Acara di sesi pertama ditutup dengan pemberian sertifikat, souvenir dan foto bersama.

Sesi kedua dilaksanakan setelah Dhuhur dengan narasumber Suroso, S.E. dari Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Tulungagung, yang dipandu oleh moderator Desi Kartikasari, M.Si. Beliau memaparkan tentang jenis-jenis mangrove yang terdapat di perairan Tulungagung. Beberapa pantai di Tulungagung yang banyak terdapat mangrove adalah di pantai Sine, Gerangan, Klathak, dan Patok Gebang. Sedangkan di Trenggalek adalah di Cengkrong. Jenis mangrove yang terbanyak di pantai Tulungagung adalah Rizhopora. Hutan mangrove di wilayah Tulungagung merupakan kewenangan Propinsi, sehingga pihak kabupaten hanya mampu berkoordinasi dengan propinsi terkait dengan pemeliharaan mangrove. Salah satu bentuk kegiatan yang pernah dilakukan adalah dengan melakukan kolaborasi dengan beberapa pihak antara lain dengan camat, TNI, pokdarwis, dan masyarakat sekitar untuk penanaman mangrove di pantai Sine. Sebagai tindak lanjut dari kegiatan ini narasumber berharap nanti ada kolaborasi antara Dinas Lingkungan Hidup dengan TBIO UIN SATU dan beberapa organisasi masyarakat terkait. Selama kegiatan sesi 2 mahasiswa masih sangat antusias, beberapa pertanyaan disampaikan oleh mahasiswa. Acara diakhiri dengan pemberian sertifikat dan souvenir oleh Koordinator Prodi TBIO, Dr. Eni Setyowati, S.P., S.Pd., MM. dan dilanjutkan dengan foto bersama. Alhamdulillah acara workshop ekologi, inventarisassi, dan identifikasi mangrove berjalan dengan lancar dan sukses. Semoga bermanfaat dan membawa keberkahan untuk kita semua. Aamiin.